Friday, September 10, 2010

Berganti haluan di dalam karier atau profesi

Salah seorang kawan lama menceritakan pada saya bahwa dia saat ini sedang gundah. Dia bekerja sebagai seorang sekretaris eksekutif di salah sebuah perusahaan multinasional. Pada saat kami bertemu, dia menuturkan bahwa menjadi seorang sekretaris sebetulnya hanyalah “sesuatu yang menjadi keharusan, tetapi bukan sesuatu yang menjadi keinginan”. Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa menjadi sekretaris adalah pekerjaan tempat dia mencari uang, tetapi sebetulnya pekerjaan itu bukanlah cita-citanya sesuai panggilan jiwanya, karena dia memiliki cita-cita ingin menjadi seorang penyanyi. Dia menceritakan keheranannya pada saya mengapa kesempatan untuk menjadi penyanyi tidak kunjung datang padanya. Padahal bisa dibilang suaranya cukup merdu, dia juga memiliki paras dan sosok yang menunjang penampilannya sebagai seorang penyanyi, bahkan dia sering menjadi penyanyi gereja. Dia bahkan sempat menyabet penghargaan sebagai penyanyi terbaik di kampus ketika dia masih kuliah dulu.

Saya lalu bertanya kepadanya, seberapa jauh dan seberapa serius dia melakukan usaha untuk menggapai cita-citanya itu. Dia lalu menjawab bahwa kesibukannya sebagai sekretaris telah menyita seluruh perhatian dan waktunya sehingga dia tidak sempat memikirkan upaya untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang penyanyi.

Saya bisa memahami alasan dia tersebut. Secara logika, bisa dimengerti sih, karena dengan posisi dia sebagai sekretaris eksekutif di perusahaan asing, dimana dia harus melakukan berbagai tugas seperti mengatur pertemuan bisnis, mempersiapkan perjalanan bisnis, serta masih banyak tugas admistratif lainnya. Tentu saja, dengan kegiatan tersebut, dia memang menjadi sangat sibuk dan waktunya tersita banyak untuk pekerjaannya.

Namun ada hal yang menggelitik di dalam pikiran saya, apakah benar alasan yang dia utarakan itu memang berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam dan bukan karena alasan yang mendasar bahwa “ketakutan dia untuk memperjuangkan cita-citanya sebagai seorang penyanyilah yang sebetulnya menghalangi niatnya sendiri untuk mencapai cita-cita tersebut”.

Ketakutan di sini bisa berarti empat hal yaitu :

- Ketakutan untuk menghadapi ketidakpastian financial apabila dia melepaskan pekerjaannya sebagai seorang sekretaris, sementara kariernya di bidang menyanyi belum tentu menjanjikan,

- Kurangnya rasa percaya terhadap dirinya sendiri bahwa dia bisa menembus peta persaingan dunia penyanyi dan ketidakyakinan bahwa dirinya akan mampu mengatasi semua tantangan dalam upayanya menjadi seorang penyanyi,

- Keengganan untuk melakukan usaha yang optimal yang harus dia lakukan untuk berjuang menjadi seorang penyanyi (karena perjuangan menjadi seorang penyanyi terkenal tentu saja akan lebih sulit daripada menjadi seorang sekretaris) dan

- Ketidaksabaran ingin segera cepat berhasil atau sukses.

Ketakutan-ketakutan ini kadang semakin bertambah apabila lingkungan di sekitar kita misalnya orang tua, pasangan, adik, sahabat, semua juga ikut-ikutan memberikan stigma terhadap keinginan kita misalnya “buat apa jadi penyanyi, nanti hidupmu berantakan seperti kehidupan para selebriti, kan lebih baik kerja kantoran jadi sekretaris” atau ucapan yang merendahkan seperti “masak sih, kamu bisa jadi penyanyi terkenal, sepertinya kamu ga bakalan bisa deh”, atau “udah deh ga usah macem-macem pingin jadi penyanyi segala, kamu kan usianya udah kepala tiga, udah gitu udah punya anak pula, jadi ga usah aneh-aneh deh ” dan sebagainya.

Ketika saya menanyakan hal ini kepada teman saya tersebut, pelan-pelan dia menjawab “Iya, sih, mbak, memang saya yang selama ini kurang memiliki tekat yang bulat sehingga kurang memperjuangkan cita-cita saya tersebut, sehingga hal itu menjadi mengganjal di dalam pikiran saya”.

Sobat pembaca,

Kadang kita memiliki ketakutan dalam bentuk bayangan-bayangan yang kita ciptakan sendiri yang kemudian justru menghalangi kita untuk maju. Sebuah ungkapan bijak mengatakan “lebih mudah untuk memulai sebuah langkah daripada hanya membayangkannya di dalam pikiran”. Ungkapan tersebut mengajarkan kepada kita bahwa ketika kita memiliki keberanian untuk memulai sebuah langkah untuk mencapai sesuatu, ketakutan-ketakutan itu akan menjadi sirna dengan sendirinya. Karena kita menjadi tahu seberapa besar kemampuan kita dan seberapa besar medan yang kita hadapi, sehingga kita menjadi lebih realistis dalam memandang tujuan atau cita-cita kita. Kita bisa juga mempersiapkan langkah yang lebih tertata dan terarah dalam menggapai cita-cita tersebut.

Apabila anda kebetulan mengalami kondisi seperti apa yang teman saya alami, saya ingin share sedikit mengenai hal-hal yang bisa anda lakukan untuk mengatasi hal ini. 

Pertama, bulatkanlah tekad anda
Tekad atau keyakinan memanglah kata kunci yang utama yang menentukan seberapa jauh anda ingin berganti haluan. Karena ketika kita mengalami masa-masa yang sulit di tengah perjuangan kita, "tekad yang kuat" adalah modal utama yang mengembalikan motivasi kita dan mengingatkan kita akan tujuan kita. Jadi apabila anda memang ingin berganti haluan seperti teman saya tersebut, bulatkanlah tekad anda dan keyakinan anda. Untuk memantapkan tekad anda, anda bisa bertanya kepada diri sendiri dengan menuliskan di secarik kertas dan mengkaji ulang pertanyaan-pertanyaan di bawah ini “benarkah cita-cita ini yang saya inginkan?” atau “ apa untung ruginya bila saya berganti haluan?” atau “siapkah saya menghadapi semua resiko yang akan muncul apabila saya berganti haluan?”.

Apabila ternyata tekad anda memang sudah bulat, maka selanjutnya, untuk menguatkan tekad tersebut, anda bisa menulis kata-kata afirmasi seperti misalnya “saya yakin saya bisa mencapai cita-cita saya” atau “saya yakin bahwa cita-cita saya adalah pilihan yang terbaik buat saya” dan anda bisa menempelkannya di tempat-tempat yang sering anda lihat di dalam rumah atau di kantor. Anda bisa juga memajang foto penyanyi kesayangan anda, sehingga akan memberikan motivasi anda untuk berprestasi seperti penyanyi tersebut.

Agar tekad anda semakin kuat, anda bisa juga mulai memberikan keyakinan dan penjelasan kepada orang-orang terdekat di lingkungan sekitar anda mengenai cita-cita anda tersebut, sehingga mereka tidak lagi memiliki pandangan yang negative, tetapi justru dapat memberikan dukungan yang anda perlukan dalam mencapai cita-cita anda. Jadi intinya, langkah awal untuk berganti haluan adalah bulatkanlah tekad anda terlebih dahulu, setelah itu anda dapat menyusun strategi untuk menggapai cita-cita anda tersebut.

Kedua, kumpulkanlah segala informasi dan jalinlah networking.
Kumpulkanlah segala informasi yang berhubungan dengan cita-cita anda tersebut, misalnya bagaimana penyanyi kesayangan anda berjuang dari bawah hingga mencapai puncak kariernya atau bertanya kepada orang yang lebih piawai di dalam dunia tarik suara mengenai bagaimana cara melatih vocal agar lebih bagus lagi. Pelajarilah hal-hal tersebut, sehingga anda bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat untuk langkah anda. Anda juga bisa mulai membuat networking di dunia yang anda minati untuk mendapatkan informasi-informasi yang anda butuhkan. Saat ini sudah tersedia banyak media untuk networking yang anda bisa lakukan lewat internet misalnya mengikuti milis-milis bagi mereka yang gemar olah suara, bergabung dengan facebook yang mengembangkan bakat menyanyi dsb. Dengan bergabung bersama orang-orang yang memiliki semangat yang tinggi dan minat yang serupa akan memberikan kita banyak manfaat seperti kita bisa mendapatkan: informasi yang kita inginkan, motivasi untuk maju, dan ruang untuk kita berekspresi.

Ketiga, buatlah langkah yang realistis.
Apabila memang cita-cita kita itu terlalu tinggi menurut ukuran kita, maka kita dapat memilah-milah cita-cita tersebut dalam tahapan-tahapan tertentu dan membuat urutan langkah yang lebih realistis dan mungkin untuk kita capai. Hal ini bisa dimulai dari mencoba menggapai target yang lebih rendah seperti misalnya dalam kasus teman saya tersebut, dia dapat mulai mengikuti kursus olah vocal untuk menyempurnakan tehnik menyanyinya, atau mencoba untuk menyanyi di event-event seperti pernikahan, launching produk yang diadakan perusahaan-perusahaan dan event-event lainnya sehingga nama dan reputasinya mulai dikenal orang. Dia bisa juga mengikuti dan mencoba memenangkan perlombaan menyanyi tingkat kota atau kabupaten. Langkah awal ini bisa dikembangkan dengan langkah-langkah lebih lanjut. Misalnya, apabila dia sudah berhasil di tahap awal, maka dia dapat mulai mengikuti perlombaan menyanyi yang lebih tinggi tingkatannya seperti perlombaan yang diadakan tv-tv swasta. Kemudian dia dapat juga membuat dan mengirimkan contoh suaranya ke perusahaan rekaman atau mem-publish rekaman menyanyinya lewat situs-situs di internet. Tentu saja tidak mudah perjuangannya, tapi perlahan-lahan apabila kita tekun dan berhasil mencapai target-target yang kecil tersebut, maka rasa percaya diri kita lambat laun akan makin naik, dan bahkan tanpa kita sadari kadang-kadang kesempatan-kesempatan yang lebih besar tiba-tiba datang di hadapan kita.

Keempat, bersiaplah dengan segala kemungkinan
Kemungkinan yang terburuk apabila anda berubah haluan di awal-awal karier yang anda pilih adalah masalah financial. Hal ini terutama bagi anda yang terbiasa hidup mapan dengan karier anda yang lama, maka anda harus bersiap menghadapi kondisi financial yang mungkin tidak sama atau lebih rendah terutama di awal-awal karier baru anda. Hal ini bisa anda siasati misalnya dengan menurunkan standar gaya hidup anda, sehingga anda bisa melakukan penghematan-penghematan dari sisi keuangan. Selanjutnya anda bisa juga mengumpulkan tabungan yang cukup yang anda kumpulkan ketika anda bekerja di profesi yang lama, sehingga bisa anda pakai untuk bekal hidup di awal profesi baru. Kalau anda ingin solusi yang lebih aman, anda bisa juga tetap bekerja di profesi lama anda, sembari mulai membuka peluang di profesi yang baru yang ingin anda tekuni. Sehingga anda tetap mendapatkan jaminan financial sampai anda yakin bahwa anda berhasil di profesi baru tersebut.

Kemungkinan berikutnya adalah apabila anda menghadapi tantangan-tantangan, seperti misalnya contoh rekaman suara anda ditolak oleh perusahaan rekaman, atau anda belum berhasil memenangkan perlombaan menyanyi. Janganlah anda menganggap hal tersebut sebagai sebuah kegagalan. Barangkali itu hanyalah merupakan sebuah peringatan bahwa anda masih perlu menyempurnakan strategi dan langkah anda. Jadi, anda bisa mengatasinya misalnya dengan meminta feedback dari para ahli di bidang tersebut, kemudian tetap terus berlatih dan menyempurnakan olah vocal atau penampilan anda, dan anda bisa juga mengirimkan contoh suara anda ke perusahaan rekaman lainnya. Jadi, bersiaplah dengan semua tantangan dan janganlah mudah menyerah. Karena kegigihan merupakan kunci dari keberhasilan anda.

Kelima, taklukkan diri sendiri.
Musuh terbesar kita dalam menggapai cita-cita tersebut sebetulnya bukanlah medan yang berat atau orang-orang yang kita hadapi, tetapi justru diri kita sendirilah yang seringkali menghalangi langkah kita. Kadang-kadang sering kita memiliki alasan-alasan yang selintas “tampak penting”, tapi sebetulnya alasan tersebut hanyalah alasan yang kita buat untuk menutupi kekurangan kita, misalnya seperti dalam kasus teman saya tersebut dia mengungkapkan “saya tidak punya waktu sama sekali karena pekerjaan saya cukup menyita waktu saya” atau “kayaknya lebih ringan dan saya bisa dapat penghasilan tetap kalau saya kerja dan duduk di kantor sebagai sekretaris daripada saya harus berjuang dari nol untuk menjadi penyanyi”. Saya hanya tersenyum mendengar pembelaan teman saya tersebut. Seperti saran saya di atas, kalau anda tidak yakin dengan kepastian financial di karier anda yang baru, sebaiknya memang pekerjaan utama tersebut jangan dilepaskan dulu sebelum anda yakin berhasil dalam cita-cita yang anda gapai. Namun bukan berarti hal tersebut menghalangi gerak anda dalam menggapai cita-cita anda bukan? Langkah-langkah seperti yang saya sarankan di atas (misalnya menjalin networking, menyanyi di event-event tertentu, melatih kesempurnaan suara) bisa anda jalankan di sela-sela kesibukan anda.

Apabila memang waktu anda tersita penuh, anda masih memiliki waktu luang di Sabtu dan Minggu, jadi waktu tersebut bisa anda optimalkan untuk menggali potensi anda. Apabila selama ini waktu anda tersita oleh urusan-urusan keluarga, maka mungkin sebaiknya anda perlu mengevaluasi kembali time management anda. Barangkali bukan anda yang kekurangan waktu tetapi anda yang kurang piawai mengelola waktu anda selama ini. Sebagai contoh, teman saya berhasil menjadi seorang Art Designer dan memiliki perusahaan design, padahal dulunya dia adalah seorang Accountant, dan kebetulan teman saya ini sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak. Ketika saya tanya bagaimana cara dia membagi waktu di tengah kesibukannya, dia cerita bahwa di jam kerja dia bekerja sebagai accountant, kemudian selepas jam kerja dia menggunakan waktunya efektifnya untuk memberikan perhatian kepada keluarga di sore dan malam hari, dan kemudian dia menunggu anaknya tidur pukul 8 malam, setelah itu antara pukul 9 malam hingga pukul 2 dini hari adalah waktu optimal dia untuk “bekerja dan berkreasi di bidang seni”. Intinya adalah apakah anda merasa “kekurangan waktu” atau anda “bisa menyiasati waktu”, semuanya tergantung kemauan anda. Saya yakin semua pasti ada solusinya, tinggal masalahnya adalah seberapa kuatkah keinginan anda menggapai cita-cita tersebut.

Dari apa yang saya sampaikan di atas bisa kita tarik kesimpulan bahwa, apabila kita memang ingin berganti haluan di dalam karier atau profesi, kita tidak bisa menggapai cita-cita hanya dengan duduk berdiam diri atau membayangkannya saja di dalam pikiran kita. Karena hal itu tidak akan membuat cita-cita kita tercapai dengan sendirinya. Mulailah dengan membuat sebuah langkah kecil dan hargailah setiap langkah yang telah kita capai. Memang tantangan mungkin akan selalu ada, tetapi bukankah kita bisa belajar mengenai kelebihan dan kekurangan kita dari setiap tantangan yang kita hadapi. Selain itu tantangan juga merupakan cara untuk menyempurnakan langkah kita. Apabila kita dapat mengatasi setiap tantangan di dalam langkah kita, maka perlahan-lahan langkah-langkah itu akan membawa kita kepada tujuan yang kita impikan. Selamat berjuang !

Ditulis oleh : Ati Paramita
Foto : "Haluan perahu di Teluk Kiluan, Lampung" oleh Three Wy 

No comments:

Post a Comment